Masyarakat Capek Mencari Bantuan
JALIN MERAPI (Magelang, Jumat, 26 Nov 2010). Ketika pengungsi telah pulang ke rumah, bukan berarti masalah selesai. Kepulangan para pengungsi di Magelang dari barak pengungsian kembali ke kampung halamannya justru membuat warga kewalahan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Perekonomian masyarakat masih lumpuh. Penyebab utamanya, pertanian yang menjadi mata pencaharian utama warga tidak bisa lagi diandalkan karena tanaman pertanian rusak parah. Warga yang pulang dari pengungsian mau tidak mau mencari bantuan dengan cara membuka posko-posko warga untuk menampung bantuan, walau disadari aliran bantuan semakin menipis. Ketika mencoba meminta bantuan dari posko pemerintah, warga mengaku bahwa prosedurnya sulit. Warga mengaku sudah mencoba ke posko pemerintah, tetapi harus melengkapi persyaratan yang mereka nilai cukup sulit dalam keadaan seperti ini.
Siswanto, anggota TNI yang membantu warganya mencari bantuan ke pemerintah, tepatnya dari posko yang dikelola Depsos Provinsi, menuturkan, “Minta bantuan ke sana ternyata harus dengan surat-surat, seperti proposal, tanda tangan dari tingkat dusun sampai kabupaten. Hal itu sangat sulit, masyarakat keburu kelaparan”. Lagi-lagi, birokrasi menghalangi atau menyurutkan semangat masyarakat untuk mendekat dan membangun kepercayaan kepada pemerintah.
Dalam kondisi ini, posko-posko non pemerintah menjadi andalan warga dalam mencari bantuan. Padahal, posko-posko mandiri yang dikelola masyarakat itu jumlahnya semakin sedikit, hanya beberapa yang masih bertahan, termasuk di dalamnya posko Jalin Merapi.
Bayu Sapta Nugraha (Tim Jalin Merapi 1